Rabu, 02 Januari 2019

Memahami Aperture, ISO dan Sutter Speed

Aperture, ISO dan Shutter Speed


Pada dasarnya, kebanyakan dari kita suka sekali dengan yang namanya memotret. Terbukti dari sekian banyak unggahan foto pada media sosial setiap harinya. Apa lagi dengan adanya kamera smartphone, segala aktivitas bisa dengan cepat didokumentasikan menjadi gambar digital.

Namun sayangnya banyak yang hanya asal-asalan dalam mengambil foto, sehingga foto yang dihasilkan pun biasa-biasa aja meskipun telah menggunakan kamera yang bagus dan mahal harganya. Yuk, kita belajar fotografi, belajar memahami Aperture, Shutter Speed, dan ISO, supaya tahu cara mengatur dan menggunakan kamera dengan baik dan benar. Minimal agar kita lebih kreatif, dan agar tidak selalu menggunakan mode Auto.

 Aperture

Aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto. Jika kita melihat lensa kamera, kita dapat melihat “lubang” atau pembukaan dimana cahaya masuk melaluinya. Ketika kita mengatur aperture pada kamera, kita akan menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, maka semakin banyak pula cahaya yang akan masuk kedalam sensor kamera, begitu pun sebaliknya.

Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sebuah angka yang lebih rendah, seperti f/1.8, menunjukkan bukaan yang lebih lebar, dan f/22, menunjukkan aperture sempit. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil pula lubang terbuka.

ISO


ISO adalah ukuran tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO, maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya. Sebelum era digital dulu, ketika kita membeli negatif film untuk kamera biasa, kita akan mendapatkan pilihan ISO 100 atau 200 untuk di luar ruangan dan ISO 400 atau 800 untuk dalam ruangan.  Dan pada era kamera digital seperti sekarang ini, ketentuan itu masih tetap berlaku.

Keuntungan dari ISO rendah adalah bahwa cahaya yang mewakili objek foto masuk ke sensor kamera lebih akurat. Jadi foto yang dihasilkan lebih detil. Sedangkan ISO tinggi sangat berguna untuk mengambil foto lebih detil pada keadaan minim cahaya tanpa mengurangi shutter speed atau pelebaran aperture. Namun foto menjadi terlalu terang dan kurang realistis.

Shutter Speed


Ketika kita menekan tombol shutter pada kamera memotret, jendela aperture mengambil sejumlah waktu untuk menutup. Lamanya waktu inilah yang dikenal sebagai shutter speed atau kecepatan rana. Lamanya waktu yang diperlukan adalah sepersekian detik.

Jika kita ingin menangkap benda yang bergerak cepat, maka kita memerlukan waktu paling tidak 1/300 detik. Kita dapat menggunakan shutter speed tercepat, akan tetapi banyak situasi yang mengharuskan kita untuk menggunakan shutter speed yang lebih lambat.

Seperti pada situasi berikut ini: Kita ingin motion blur untuk tujuan artistik, seperti aliran sungai yang blur, sambil menjaga segala sesuatu yang di sekitarnya terlihat tajam dan tidak blur. Untuk mencapai hal ini, kita harus menggunakan shutter speed yang lambat, misalnya 1/30 detik, dan menggunakan aperture yang sempit untuk mencegah exposure yang berlebihan pada foto tersebut.






EmoticonEmoticon